Hagia Sophia, Saksi Toleransi Antar Agama



Setelah cukup beristirahat semalam,
Pagi ini kami bersiap untuk touring icon-icon Istanbul
Oh iya, bisa baca dulu perjalanan malam pertama kami di sini ya
https://pengamatperjalanan.blogspot.com/2020/07/blue-mosque.html

Satu yg paling Elisa pengen itu, Hagia Sophia atau Aya Sophia Muzesi *dalam bahasa Turki😄
Makanya setelah sedikit drama pagi karena muter-muter sarapan,
#psttt bocoran ya kami makan pagi pake kebab di piring, bukan dibungkus kayak biasanya, ini real kebab heheh
Akhirnya kami pun masuk area icon-icon ini

Cukup dengan jalan kaki dari hotel sekitar 10 menit, cus deh ga pake lama
Awalnya kami mau ke Sultan Ahmed Mosque atau Blue Mosque duluan, tapi karena ini hari jumat dan area masjid hanya dibuka untuk mereka yg akan shalat
Finally, kami memutuskan ke Hagia Sophia yg letaknya depanan sama masjid biru itu
Ternyata eh ternyata ada ceritanya lho
Masjid biru ini dibangun untuk menunjukkan bahwa islam punya icon yg minimal sama bahkan lebih baik daripada Hagia Sophia
Karena asal kalian tahu, Hagia Sophia yg dulunya gereja itu adalah bangunan paling bagus di zamannya😁
Makanya, Sultan Ahmed pengen ngasih tahu kalo islam juga bisa bikin bahkan lebih mulia sbg tempat ibadah dengan kaligrafi yg beneran masya Allah indahnya lho *apalagi untuk ukuran zaman itu

Oh iya balik lagi ke cerita Hagia Sophia
Masuk ke sini sekitar 40 TL #catatan nih guys, akan lebih murah kalo kita beli Istanbul Card atau tiket masuk ke semua museum di Istanbul sekitar 100an TL krn klo banyak museum yg mau dikunjungi itu rugi bgt, masing2 museum menarif antara 40-60 TL, makanya paket hemat tuh pake Istanbul Card
Cuma ya krn aku ga lama di sini, dan bukan destinasi utama keliling semua museum, jadilah beli satu aja nih
Dan antriannya wowww, panjang sampai keluar gerbang lho 😅
Belum lagi masuknya dicek keamanan kayak masuk bandara *takut macam2 kalinya wkwkw


Oh iya, turis di sini bukan hanya org2 muslim saja, tapi org2 eropa lainnya juga banyak apalagi pas summer time *saatnya berlibur wkwkw
Dan lagi kalo cerita temenku org Crotia, dia sudah bosan liat kota2 di Eropa yg cenderung hampir sama dimana-mana, makanya dia ambisi bgt mau ke Turki yg jauh berbeda
Ini juga yg buat aku semangat pergi, masak mereka aja ambisi berkunjung kok aku ga, pdhl sejarah nenek moyang kita lebih banyak yg bisa diambil hikmah 😃

Jadi klo boleh disimpulkan sementara,
Istanbul ini padat merayap penduduknya karena org asli, migran dari berbagai negara di sekitar Turki, serta turis dari luar Turki berkumpul
Dan faktanya lagi nih, Istanbul bukan ibukota Turki tapi lebih terkenal daripada Ankara yg secara resmi sbg ibukota
Ya karena iconic nya

Oke, kita lanjutkan masuk ke Hagia Sophia ya
Sekilas dari luar biasa aja karena memang susunannya hanya batuan
Tapi pas masuk, wow masya Allah
Inilah saksi toleransi antar agama
Simbol agama nasrani yg diwakili Maryam dan anaknya masih rapi dipajang di dinding tertingginya berdampingan dengan kaligrafi Allah SWT dan Muhammad saw
Sekelilingnya kaligrafi para khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali) dan cucu Rasulullah saw (Hasan, Husain)
Hanya sayangnya hari itu sedang ada renovasi di dalam bangunan sehingga view nya kurang okey 🤣
So penting juga update info sebelum masuk nih hehhe

Di bagian paling depan ada mihrab khas Turki dan tempat khatib berkhutbah *soalnya di semua masjid modelnya gini (cek di foto aja ya hehe)😁
Bentukan mihrab masjid-masjid ala Turki

Di sisi lain, ada juga bagian bekas ruangan rapat dan masih ada gambar-gambar icon agama nasrani
Pun di temboknya masih ada bekas gambar salib yg dicabut tapi hebatnya Sultan Muhammad II waktu itu beneran tdk merubah apapun di Hagia Sophia
Beliau hanya merubah fungsinya dari gereja menjadi masjid, pun tanpa menghilangkan simbol2 yg sudah ada sebelumnya
Mozaik yg ada di dalam Hagia Sophia walau sudah mulai mengelupas tapi tidak dihilangkan

Beliau juga hanya menambahkan area tempat wudhu di luarnya
Dan sekarang bangunan ini hanya diperuntukkan sebagai museum walaupun ketika waktu shalat datang, adzan dikumandangkan *pemerintah Turki mulai mengembalikan nafas Utsmaniyah yg islami sepertinya

Kita juga sempat berkeliling sebentar
Karena sebenarnya bangunan ini dibuat dua lantai jadi kita menaiki tangga-tangga yang mirip lorong gua
Lorong menuju lantai 2 yang tangganya pun masih asli dari batu bata

Dan dari sinilah aku semakin mengerti dan meresapi arti penting toleransi antar agama itu serta nafas-nafas Utsmaniyah kala itu
Semacam perjalanan religi menapaki jejak nenek moyang
Pokoknya cuma decak kagum dan syukur saja hingga Allah sampaikan ke sini🤗

--- next on Blue Mosque, cek di sini ya
https://pengamatperjalanan.blogspot.com/2019/03/1st-night-in-istanbul.html



Komentar